Monday 13 February 2017

Berubah, Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan..



Setiap manusia di ciptakan berbeda, ada perempuan dan ada laki-laki, ada yang cantik ada juga yang tampan, ada yang pendek juga ada yang tinggi, ada yang hitam juga ada yang putih, dan masih banyak lagi. Namun di hari akhir semua manusia dihadapan Tuhannya ialah sama, yang membedakan hanyalah iman dan taqwanya selama mereka hidup di dunia.
Semua manusia hidup di dunia juga menginginkan hal-hal yang baik-baik untuk dirinya, mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Manusia hanya bisa merencanakan segala sesuatu yang akan ia laksanakan, akan tetapi segala keputusan hanya Tuhan lah yang tau. Manusia tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Tuhan semata. Keimanan seseorang juga bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah, manusia akan selalu ingat dengan TuhanNya dimanapun ia berada. Berkurang, manusia akan ingat dengan TuhanNya kala di butuhkan saja.
Banyak diantara manusia juga ada hitam-putihnya, tidak semua manusia baik akhlak dan perilakunya, dan juga tidak semua manusia buruk akhlak dan perilakunya. Sewaktu-waktu seseorang akan berperilaku baik, kadang akan menyimpang karena lemahnya iman.

“Diceritakan dalam sebuah kisah, ada seorang yang bernama si A, dulu dia adalah seorang pengusaha yang alim, suka pergi ke masjid, rajin puasa, rajin bersedekah, dan rajin mengaji. Suatu hari usahanya bangkrut dan di lilit banyak hutang, akhirnya si A memutuskan untuk mencuri kotak amal masjid, suka judi dan suka minum-minuman keras. Saat itu keimanan si A di uji oleh Tuhan, masih tetap bertahan kuat ataukah akan melemah.”
“Contoh lain tentang si O dan si B. Si O merupakan keturunan keluarga yang agamis, ayah dan ibunya adalah seorang pendakwah di kampungnya, untuk itu si O juga tumbuh menjadi gadis cantik yang berjilbab panjang dan besar, kemanapun dia pergi wajib hukumnya memakai jilbab. Sedangkan si B adalah seorang keturunan dari keluarga biasa-biasa aja, ayah dan ibunya juga taat beragama tapi biasa saja, tidak sealim ayah dan ibu si O. Si O dan si B kebetulan menuntut ilmu di dalam kampus yang sama di kota X, dan dulunya mereka juga lulusan dari pesantren yang sama di kampungnya. Si B kemanapun ia pergi juga selalu memakai jilbab, namun jilbab dan bajunya si B tidak se panjang dan se lebar punya si O. Meski mereka berada dalam satu lingkungan yang sama, namun orang-orang yang ada di dekat mereka sangat berbeda. Si O berteman dengan para jilbaber dan si B berteman dengan anak-anak kota yang modis mengikuti gaya perkembangan zaman.
Singkat crita, setelah mereka lulus kuliah kehidupan mereka bertolak belakang, si O menjadi sangat alim, dan si B biasa-biasa saja, dia tetap berkerudung tapi bajunya kecil-kecil. Suatu hari, si O mendekati si B, agar merubah penampilannya, karena menurut si O penampilan seorang muslimah yang sesungguhnya tidaklah seperti itu, aurat wanita sangatlah penting untuk di jaga. Mendengar pernyataan si O kepada dirinya, hati si B merasa sedikit terluka, namun si B menanggapi dengan senyuman saja.”

Sejatinya, berubah atau menuju perubahan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Merubah kebiasaan yang sudah menjadi tradisi atau ciri khas seseorang tidaklah mudah, tidak bisa instan. Untuk menuju suatu perubahan banyak sekali hal yang harus dilakukan, ya..itulah yang dinamakan sebuah proses, proses menuju perubahan. Tanpa adanya proses, perubahan tidak akan terjadi. Sebuah proses juga tidaklah sebuah proses yang sangat mudah untuk di lakukan, proses menuju perubahan yang akan menghasilkan ourput yang baik, proses yang dilalui juga harus panjang. Karena proses juga tidak akan mengkhianati hasil, semakin baik dan panjang proses yang di lalui semakin baik pula hasil yang akan di dapat, insyaAllah.
Proses panjang dan hasil yang memuaskan, itulah yang di harapkan oleh semua orang, namun dalam menjalani prosesnya tidaklah mudah. Berbagai halangan dan rintangan akan datang silih berganti menghampiri. Berbagai cercaan, hinaan, olokan pasti akan datang dari mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab. Itulah manusia, makhluk yang paling banyak memegang predikat salah dan dosa. Kurangnya sikap saling menghargai antar sesama, menjadi salah satu penghambat orang lain untuk menuju suatu perubahan yang lebih baik.
Seseorang akan berubah menjadi lebih baik, salah satunya adalah dengan adanya dukungan dari orang-orang yang ada di dekatnya dan sekitarnya, hal itu akan menambah kepercayaan dirinya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apabila seseorang malah dijatuhkan karena perubahannya mereka akan semakin jatuh dan mengurangi kepercayaan dirinya.
Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang bermulut besar. Semoga kita selalu bisa introspeksi diri sendiri dan menyadari segala kekurangan serta kelebihan diri sendiri maupun orang lain.   Amiinnn

2 comments: