Saturday 16 November 2019

Kita Bisa, Dengan Bekerjasama

doc. Jambore Santri 2009

Dalam dunia sosiologi, kerja sama adalah bentuk interaksi sosial dengan sifat asosiatif yang terjadi ketika ada kelompok masyarakat yang punya pandangan yang sama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Menurut salah satu ahli yang bernama Pamudji, menjelaskan bahwa kerjasama adalah pekerjaan yang dilakukan dua orang atau lebih dengan melibatkan interaksi antar individu bekerja bersama-sama sampai terwujud tujuan yang dinamis. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa unsur utama kerjasama ada tiga yakni adanya individu, adanya interaksi dan adanya tujuan yang sama.
Salah satu kegiatan dalam dunia kepramukaan adalah berkemah, dengan berkemah kita diajarkan banyak hal. Kemandirian, kesabaran, ketangguhan, keberanian, kerja sama, kepedulian, dan masih banyak lagi. Apalagi kegiatan berkemah lebih sering dilaksanakan di tempat-tempat yang jauh dari keramaian. Misal di hutan, di kaki gunung, atau di tanah lapang yang jauh dari pemukiman penduduk, sehingga kita harus benar - benar mandiri.

Dalam kegiatan berkemah, kerjasama sangatlah penting. Tanpa kerjasama tapak tenda tidak akan berdiri kokoh. Anak pramuka harus bisa menerapkan arti penting bekerja sama. Di tapak kemah sangatlah panas suasananya, tubuh selalu bersahabat dengan keringat dan debu. Namun, itu semua bisa kita lalui dengan riang gembira, suasana boleh panas namun hati harus tetaplah dingin.
Berkemah bukan hanya mendirikan tenda yang dikerjakan bersama-sama, namun segala bentuk kegiatan harus dilakukan bersama-sama. Di tapak tenda kita sudah menjadi tim yang siap menanggung segala beban yang akan kita hadapi di lapangan. Jika mulai lapar, maka harus bisa membagi tugas untuk memasak, jika ada kegiatan harus bisa saling mengingatkan agar tidak ada yang terlambat datang di tempat kegiatan, dan masih banyak lagi kegiatan - kegiatan yang lainnya.
Pembagian tugas selama berkegiatan sangatlah penting, siapa saja yang ditugaskan menjadi pimpinan regu/sangga harus mampu memimpin teman-teman satu timnya dan mengatur jadwal selama kegiatan. Tugas yang diberikan kepada masing - masing individu harus jelas dan tertata rapi sebelum berangkat menuju medan perkemahan.
Untuk itu, masing - masing anggota harus nurut dengan ketua regu/sangganya. Tanpa adanya kerjasama yang disertai dengan kekompakkan dan kebersamaan tidak akan berarti apa-apa.
Tahun 2006 silam, saat penulis mengikuti perkemahan Lomba Tingkat IV Jawa-Bali/LV IV Penggalang yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Api Abadi - Pamekasan Madura. Sebagai perwakilan yang di tunjuk oleh KWARCAB Lamongan, kita harus berjuang dengan sungguh - sungguh, latihan berminggu - minggu tanpa henti. Pagi siang sore malam, kita isi dengan latihan, di tengah kesibukan belajar dan padatnya kegiatan pondok yang tiada hentinya saling berkejar-kejaran kami selalu luangkan untuk latihan. Karena demi sebuah kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh KWARCAB.
Segala persiapan kami lakukan, meski sangat - sangat lelah namun hati tetap riang gembira menjalaninya. Itulah yang membuat kami tetap semangat ketika latihan. Setiap hal kita lakukan dengan bekerjasama yang baik, semua dilakukan bersama-sama. Lelah bersama, bahagia bersama itulah prinsip yang selalu kita tanamkan.
Bagaimana tidak, ketika semua teman-teman kita sudah pulang untuk liburan. Kami masih tetap bertahan di pondok untuk latihan dan persiapan lainnya. Ketika masa liburan habis, kami harus kembali lebih awal dari teman-teman yang lain. Tidak lain adalah karena solidaritas yang sudah tertanam dalam diri kita masing-masing. Saking seringnya kami bertemu dan berinteraksi kami sudah seperti saudara sendiri, sudah faham sikap dan sifat masing-masing.
Sebelum berangkat menuju pulau garam kami dikarantina dulu di sanggar pramuka KWARCAB Lamongan, kami dibekali banyak hal untuk selama kegiatan, juga untuk bekal kami pegangan di masa depan. Diantaranya adalah 
"Kalian harus selalu menanamkan sikap kerjasama dan tidak egois, karena ini adalah lomba, jauh dari kakak pembina, dan harus mampu hidup mandiri". Pesan kakak pembina.
Saat teman-teman kami masih menahan kantuk di masjid sambil mendengarkan ceramah pak Kiai, kami berangkat menuju pulau garam. Tak terasa hampir empat jam perjalanan kami sampai di tempat kegiatan. Tidak pernah terbayangkan kalau medan yang akan kita tempati ternyata jauh dari ekspektasi yang ada pada bayangan kami, dalam benak kami adalah hutan yang rimbun banyak pohon dan rerumputan hijau, ternyata adalah lahan yang baru dibuka, tandus dan gersang. Jarang ada pohon yang tumbuh dan tanah sangatlah gembur.
Setelah registrasi, kami di isntruksikan oleh panitia untuk membawa barang-barang perlengkapan tenda dan lain sebagainya ke kavling yang sudah di sediakan oleh panitia. Namun alangkah terkejutnya kami semua ketika panitia bilang " Semua barang harus sekali angkut menuju tapak kemah".
Tanpa persiapan, tanpa latihan kami langsung menyusun strategi bagaimana caranya agar semua barang bisa kami angkut ke tapak kemah dengan sekali angkut. Akhirnya tongkat - tongkat kami sambung, kami jadikan seperti anyaman untuk mengangkut semua barang, masing-masing kami pegang ujung-ujung tongkat, sambil bawa apa aja yang bisa kami bawa semua kami tempelkan ke tubuh kami asal semua barang terangkut semua.
Jarak  tempat registrasi ke tapak tenda tidaklah dekat, kurang lebih 2-3 km, jalanan naik turun, bawa bawaan berat, dan sangatlah panas. Namun sinar mataharilah yang membakar semangat kami hingga kami sampai ditujuan. Dengan hitungan 1,2,3 maju beberapa langkah kami sampai di tapak tenda. Meski beberapa bahan makanan kami ketumpahan minyak tanah, dan itu jadi cerita bahagia kami. :)
Itulah kerjasama, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, tanpa ada rasa mengeluh, iri, pasti akan tercapai. Dengan bekerjasama, semua keinginan akan terwujud bersama. Bersama-sama kita akan bahagia.



No comments:

Post a Comment